Friday, 3 February 2012

RESENSI BUKU KUMPULAN CERPEN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheTNlN3AJ0niovMQ9kWyfeUjXkfJCL9yg8416VYd7BGeOwh9n3PcgbxqSNgDeuzUVsSAHVbsjoc86WF6igHV22Na9C8kTJ3Xyj0iD6tw2uXTovwjCLX87f3Tvr_eSccbf7NSLR_v28FQ4R/s320/cover.jpg
Lahir Atas Nama Cinta
Judul Buku : Mereka Bilang, Saya Monyet!
Penulis : Djenar Maesa Ayu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kesembilan, Februari 2009
Tebal : xii+138 halaman
Buku kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! adalah buku pertama Djenar Maesa Ayu. Buku ini beberapa cerpen yang menceritakan tentang kisah-kisah dari anak perempuan kecil yang bernasib kurang beruntung sampai kisah-kisah perempuan dewasa dengan berbagai permasalahan yang dihadapi sampai dengan klimaks-klimaks dari permasalahan-permasalahan yang ada.
Cerpen-cerpen dalam buku ini antara lain “mereka bilang, saya monyet!”, berisi tentang “seorang monyet” yang sangat membenci manusia-manusia yang nunafik, manusia-manusia yang terlihat sangat terhormat. Wujud mereka saja yang terlihat manuisa tapi kelakuan mereka binatang. “Lintah”, kisah seorang anak perempuan yang kehilangan kasih sayang ibunya karena ibunya sangat menyayangi lintah lebih dari sayang kepada dirinya. Sang ibu menmgandung karena lintah dan berniat mengawini hewan itu, dan sang anak pun pernah digerayangi tubuhnya oleh hewan itu dan diperkosa. “Durian”, tentang seorang wanita yang mempunyai tiga orang anak kembar. Dia depresi memikirkan mimpinya tentang memakan buah durian yang membuatnya hamil dan melahirkan anak berpenyakit kusta. Perempuan itu tidak pernah ragu-ragu dan mempermasalahkan dengan laki-laki mana saja dia berhubungan intim, bahkan ayah dari ketiga anak kembarnya pun dia tidak tahu. Tatapi dia tidak barani memakan buah durian yang sangat diinginkannya karena sangat takut hamil dan melahirkan anak yang berpenyakit kusta. “Melukis Jendela”, tentang seorang anak perempuan yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayahnya, mendapat kasih sayang dari ibu hanya lewat lukisan yang dia buat, dan selalu mendapat perlakuan asusila dari teman-teman lelakinya di sekolah. Tetapi akhirnya dia bisa melakukan apapun yang dia mau dengan melukis jendela. “SMS”, pelaku utama hanya sebagai mediator atas orang-orang yang berkomunikasi dengan mengirimkan SMS. “Menepis Harapan”, kesendirian seorang wanita di meriahnya malam natal. Dia merindukan masa kecilnya saat merayakan natal bersama ayah dan ibunya, merindukan kekasihnya Glen yang sebenarnya adalah suami dari wanita lain dan sudah mempunyai anak, dan semua itu hanya harapan yang tidak akan terwujud. “Waktu Nayla”, keputus asaan seorang wanita menghadapi vonis dokter tentang hdupnya yang tidak akan bertahan lama atas akanker ovarium yang dideritanya, sehingga ia merasa selalu dikejar-kejar waktu. “Wong Asu”, kisah “keanjingan” oang-orang yang berwujud manusia tetapi berkelakuan dan berpikiran anjing. Cerpen-cerpennya yang lain adalah “Namanya ...”, “Asmoro”, dan “Manusya an Dia”.
Buku–buku kumpulan karya Djenar Maesa Ayu sangat menarik perhatian pembaca dan diminati, terbukti dengan pencetakannya yang sudah sampai dengan cetakan kesembilan. Cerpen-cerpen tersebut isinya padat dan tegas, menunjukkan kepiawaian sang penulis. Cerpen-cerpen tersebut kebanyan sudah dimuat di berbagai media massa sebelum diterbitkan dalam bentuk buku.
Kumpulan cerpen dalam buku Mereka Bilang, Saya monyet! karya Djenar Maesa Ayu, berbeda dengan buku kumpulan cerpen lainnya. Jika kebanyakan cerpen menceritkan hal-hal yang wajar dan biasa terjadi setiap hari, maka Djenar Maesa Ayu membuat terobosan. Alam cerpen-cerpennya digambarkan tentang kejadian-kejadian yang tidak biasa yang menembus ruang dan waktu. Cerpen-cerpen yang di luar kebiasaan tersebut memberikan pesona tersendiri bagi pembacanya, membuat pembaca “terpaksa” berkhayal dengan mengikuti kejadian-kejadian yang ada, dan mempunyai imajinasi yang tinggi. Tidak cupet pandangan dan menghasilkan imajinasi yang tinggi juga dengan mengikuti kisah-kisah tersebut.

0 comments:

Post a Comment