Tuesday 8 May 2012

MAKALAH FAKTOR DARI DALAM KELUARGA PENYEBAB KENAKALAN REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Masa remaja sering disebut dengan masa pemberontakan. Pada masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas sering kali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
            Gagalnya anak dalam menjalani masa transisinya menuju kedewasaan dapat mengakibatkan kenakalan yang dapat merugikan dirinya sendiri atau bahkan orang banyak. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam keluarga sebagai wadah pendidikannya yang paling utama dalam menentukan karakternya.
           
B.  Rumusan Masalah
            Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan bebrapa masalah sebagai berikut.
1)      Apa saja penyebab kenakalan remaja yang berasal dari lingkungan keluarga?
2)      Bagaimana usaha yang dapat dilakukan dari dalam lingkungan keluarga untuk mencegah kenakalan remaja?
3)      Bagaimana pula usaha dari dalam keluarga untuk menanggulangi kenakalan remaja?

C.  Tujuan
            Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
1)      Mengetahui faktor yang berasal dari lingkungan keluarga penyebab terjadinya kenakalan remaja, khususnya perkelahian pelajar.
2)      Mengetahui usaha yang dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga untuk mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja, khusunya perkelahian pelajar.
BAB II
KAJIAN MASALAH

Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun. Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.
Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:
1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.
2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua.
Keluarga yang Memicu?
Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan. Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah. Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan.
Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado :
  1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  2. Perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah yang menunjukkan perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Orang tua yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah bisa jadi bukannya meredam kenakalan mereka, justru malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi



Pemecahan Masalah
Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menangani perilaku kenakalan pada anak remaja.          
Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupkan lingkungan paling utama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya dapat mengambil dua sikap bicara, yaitu :
1.  Sikap/cara yang bersifat preventif
     Yaitu perbuatan atau tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak dari perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut.
Jangan terlalu mengekang
                 Mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon. Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak.
Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.
Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang.
Berikan batasan yang jelas.
Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya.
Berdiskusilah untuk tawar menawar.
Lakukan tawar menawar melalui diskusi mengenai perilaku lainnya yang dianggap berpotensi membuat anak menjadi nakal, seperti pulang malam, menginap, atau bahkan memilih pacar.
Biarkan anak menentukan standar moralnya sendiri.
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.
Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah.
Pengawasan dan pemantauan orangtua di rumah bisa dilengkapi dengan pengawasan dari guru di sekolah. Pemantauan terpadu ini akan memberikan banyak masukan yang menyeluruh bagi orangtua mengenai perilaku anaknya di luar rumah.
Tak Ada Kata Terlambat
Tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya.
Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua berkaitan dengan hal tersebut. Ketika orangtua terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.
Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur.
2.    Sikap/cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak-anak. Selain itu, pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut.
a)      Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan.
b)      Memahani sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya,
c)      Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu
d)     Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
     Jelaslah bahwa kenakalan remaja sangat dipengaruhi oleh keluarga walaupun faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Faktor keluarga sangatlah penting karena merupakan lingkungan pertama, lingkungan primer. Apabila lingkungan keluarga tidak harmonis, yaitu mengalami hal-hal yang telah disebutkan di atas seperti keluarga broken home yang disebabkan perceraian, kebudayaan bisu, dan perang dingin serta kesalahan pendidikan akan berpengaruh kepada anak yang dapat menimbulkan kenakalan remaja. Oleh karena itu, diperlukan usaha preventif atau pencegahan dan usaha represif untuk membentuk karakter anak yang positif.
B.     Saran
                 Bagaimanapun juga tindakan kenakalan remaja harus ditangani sesegera mungkin karena apabila berkelanjutan akan menyebabkan kerusakan pda kehidupannya pada masa yang akan datang. Selain dari pihak keluarga, pengendalian kenakalan remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan si remaja tersebut.
                       











DAFTAR PUSTAKA

Admasasmita, Ramli. 1984. Problema Kenakalan Anak/Remaja (Juridis, Sosio, Kriminologis. Bandung : Armico.
Ahmadi, H Abu. 1979. Psikologi Sosial. Surabaya : Bina Ilmu.
Hamiru la, Ode. 1986. Faktor-Faktor Lingkungan Sosial dalam Kaitannya dengan Remaja Nakal yang Menyalahgunakan Narkotika yang Direhabilitasi pada Panti Rehabilitasi Korban Narkotika. Surabaya : Media Ilmu.
Mulyono Y, Bambang. 1986. Kenakalan Remaja dalam Persepektif Pendekatan Sosiologi, Psikologi, Teologis Dan Usaha Penanggulangan, Jakarta : Andi Offset.


0 comments:

Post a Comment