Tajuk 1
Mengapresiasi Mobil Kiat Esemka
Banyak pihak mengapresiasi kehadiran mobil Kiat Esemka. Mobil karya
para siswa SMK yang 80% komponennya buatan dalam negeri ini bahkan
‘digadang-gadang’ menjadi mobil nasional, mobnas. Mobil buatan dalam negeri
sebagai hasil rekayasa anak bangsa yang dapat dibanggakan.
Kita mencatat, pejabat pemerintah
yang mula pertama mengapresiasi Kiat Esemka adalah Walikota Surakarta, Joko
Widodo. Ia segera memasang plat nomor merah AD 1 A sehingga mobil tersebut
‘resmi’ menjadi mobil dinasnya. Keputusan Joko Widodo diikuti sejumlah pejabat
yang menyatakan memesan sejumlah mobil serupa untuk keperluan kendaraan dinas
di lingkup instasinya.
Kita mencatat pula, sepertinya agak
janggal komentar Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo di tengah antusiasme banyak
pihak mengapresiasi Kiat Esemka. Dari berbagai media kita memeroleh kesan, Pak
Gubernur sepertinya kurang berkenan dengan keputusan Pak Joko Widodo. Mantan
Pangkostrad ini menilai langkah Walikota Surakarta yang memasang plat nomor
merah di mobil tersebut sebagai tindakan ‘sembrono’. Pasalnya Kiat Esemka belum
lolos dari berbagai uji kelaikan.
Sumber
: Kedaulatan Rakyat edisi Senin Pahing 9 Januari 2012 hal 12
Kalimat
fakta :
·
Banyak
pihak mengapresiasi kehadiran mobil Kiat Esemka.
·
Kita
mencatat, pejabat pemerintah yang mula pertama mengapresiasi Kiat Esemka adalah
Walikota Surakarta, Joko Widodo.
·
Ia
segera memasang plat nomor merah AD 1 A sehingga mobil tersebut ‘resmi’ menjadi
mobil dinasnya.
·
Keputusan
Joko Widodo diikuti sejumlah pejabat yang menyatakan memesan sejumlah mobil
serupa untuk keperluan kendaraan dinas di lingkup instasinya.
·
Mantan
Pangkostrad ini menilai langkah Walikota Surakarta yang memasang plat nomor
merah di mobil tersebut sebagai tindakan ‘sembrono’.
·
Pasalnya
Kiat Esemka belum lolos dari berbagai uji kelaikan.
Kalimat
opini:
·
Mobil
karya para siswa SMK yang 80% komponennya buatan dalam negeri ini bahkan
‘digadang-gadang’ menjadi mobil nasional, mobnas.
·
Mobil
buatan dalam negeri sebagai hasil rekayasa anak bangsa yang dapat dibanggakan.
·
Kita
mencatat pula, sepertinya agak janggal komentar Gubernur Jawa Tengah Bibit
Waluyo di tengah antusiasme banyak pihak mengapresiasi Kiat Esemka.
·
Dari
berbagai media kita memeroleh kesan, Pak Gubernur sepertinya kurang berkenan
dengan keputusan Pak Joko Widodo.
Pertanyaan
1)
Siapa
pejabat pemerintah yang pertama kali mengapresiasi mobil Kiat Esemka? Pejabat
pemerintah yang pertama kali mengapresiasi mobil Kiat Esemka adalah Walikota
Surakarta, Joko Widodo.
2)
Mengapa
Gubernur Jawa Tengah menilai tindakan Walikota Surakarta sebagai tindakan yang
‘sembrono’? Karena secara resmi memasang plat nomor kendaraan pada mobil Kiat
Esemka padahal belum lolos dari uji kelaikan.
Tajuk 2
Tinjau Kembali ‘Car Free Day’
Sikap Pemerintah Kota (Pemkot)
Yogyakarta yang terus mempertahankan kawasan bebas kendaraan bermotor di
kompleks Balaikota setiap hari Jum’at, layak mendapat apresiasi tinggi oleh
masyarakat. Hal itu menunjukkan konsistensi terhadap implementasi suatu
kebijakan, yang memerlukan komitmen. Pemkot Yogyakarta dalam hal ini perlu
mendapat two thumbs atau dua jempol untuk apresiasi pada semangat
penegakan peraturan.
Pemberlakuan Pemkot bebas kendaraan
bermotor tersebut, sebenarnya sudah lama yaitu Sejak terbit Surat Edaran
Walikota Yogyakarta nomor 6556/30/SE/2008 tertanggal 21 Mei 2008. Waktu itu
masyarakat dikenalkan pada program ‘Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe
(Segosegawe)’ jauh sebelum Jakarta memberlakukan car free day pada Sabtu
dan Minggu. Segosegawe ternyata memiliki gema yang cukup besar. Semangat back
to nature atau semangat ‘hijau’ dari
Yogyakarta itu menginspirasi kota lain. Ini menunjukkan apa yang dikumandangkan
dari Yogyakarta, akan cepat mendapat respons. Andai mau jujur, tak hanya dalam
sosialisasi nilai bebas motor. Tetapi juga dalam hal lain, khususnya terkait
nilai dan kebudayaan.
Sumber : Kedaulatan Rakyat edisi Rabu Legi 18 Januari 2012 hal 12
Kalimat
fakta :
·
Pemberlakuan
Pemkot bebas kendaraan bermotor tersebut, sebenarnya sudah lama yaitu Sejak
terbit Surat Edaran Walikota Yogyakarta nomor 6556/30/SE/2008 tertanggal 21 Mei
2008.
·
Waktu
itu masyarakat dikenalkan pada program ‘Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe
(Segosegawe)’ jauh sebelum Jakarta memberlakukan car free day pada Sabtu
dan Minggu.
·
Semangat
back to nature atau semangat
‘hijau’ dari Yogyakarta itu menginspirasi kota lain.
Kalimat
opini :
·
Sikap
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta yang terus mempertahankan kawasan bebas
kendaraan bermotor di kompleks Balaikota setiap hari Jum’at, layak mendapat
apresiasi tinggi oleh masyarakat.
·
Hal
itu menunjukkan konsistensi terhadap implementasi suatu kebijakan, yang
memerlukan komitmen.
·
Segosegawe
ternyata memiliki gema yang cukup besar. Ini menunjukkan apa yang dikumandangkan
dari Yogyakarta, akan cepat mendapat respons.
·
Andai
mau jujur, tak hanya dalam sosialisasi nilai bebas motor.
·
Pemkot
Yogyakarta dalam hal ini perlu mendapat two thumbs atau dua jempol untuk
apresiasi pada semangat penegakan peraturan.
Pertanyaan
:
1)
Kapan
Pemkot mulai memberlakukan program bebas kendaraan bermotor? Sejak terbit Surat
Edaran Walikota Yogyakarta nomor 6556/30/SE/2008 tertanggal 21 Mei 2008.
2)
Mengapa
Pemkot Yogyakarta layak mendapat apresiasi? Karena sikap Pemerintah Kota
(Pemkot) Yogyakarta yang terus mempertahankan kawasan bebas kendaraan bermotor
di kompleks Balaikota setiap hari Jum’at.
Berita 1
Minuman Kecantikan Diluncurkan
Kalibawang (KR) - Perusahaan minuman kecantikan kulit
meluncurkan produk Fresh skin ke pasaran bersama anak-anak Panti Asuhan (PA)
Brayat Pinuji dan PA Santa Maria di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Senin (23/1).
Minuman kecantikan kulit dalam kemasan 500 mililiter ini merupakan
minuman yang mengandung vitamin E dan dapat melindungi kulit dari pemanasan
global dan cuaca ekstrim. Seperti sejenis minuman mineral lainnya, produk ini
dapa diminum oleh pria maupun wanita.
“Orang yang mengonsumsi minuman ini, dari dalam tubuh membuat kulit
lebih cantik. Di dalam minuman ini mengandung vitamin E,” tutur Valentinus
Suharyantoro, Owner Perusahaan Fresh Skin. Untuk mewujudkan mimpi menyatukan
minuman mineral dengan vitamin E, dibutuhkan perjuangan panjang. Kini,
tambahnya, produk ini mendapat pengakuan dari Badan Pengawasan Obat dan Minuman
(BPOM) RI.
Peluncuran produk Fresh Skin mendapat sambutan ratusan anak-anak
panti asuhan putri PA Brayat Pinuji dan anak-anak putra Santa Maria. Dalam
acara ini diisi oleh anak-anak panti asuhan menyanyi lagu pujian diiringi alat
musik kulintang, tarian gerak dan lagu, potong tumpeng dan makan bersama.
Pimpinan PA Brayat Pinuji, Sr Yofina OSF dan Pimpinan PA Santa
Maria, Br Marcelinus FIC pada kesempatan tersebut memberikan motivasi anak-anak
panti asuhan.
Sumber : Kedaulatan Rakyat edisi Selasa Pahing 24 Januari 2012 hal
5
Pokok-pokok
berita :
1.
Apa : Minuman kecantikan kulit.
2.
Kapan : Senin,
23 Januari 2012.
3.
Di
mana : Di Boro, Banjarasri, Kalibawang
4.
Mengapa : Karena
mengandung vitamin E.
5.
Siapa : Owner
Perusahaan Fresh Skin.
6.
Bagaimana : Minuman
Fresh Skin mengandung vitamin E dan dapat melindungi kulit dari pemanasan
global dan cuaca ekstrim.
Berita 2
Lakalantas 2011 : 49 Meninggal Kerugian Rp 1,4 M
Temanggung (KR) – Faktor
manusia dan kelayakan kendaraan sebagai penyebab utama kecelakaan lalu lintas
(lakalantas) di Kabupaten Temanggung 2011. Karenanya stamina pengemudi harus
prima saat mengemudi dan didukung kendaraan yang layak pakai. “Jika kelelahan
harus istirahat, jangan paksakan mengemudi. Bila ada kejanggalan kondisi
kendaraan harus diperbaiki. Pemaksaan sangat berbahaya dan bisa menyebabkan
kecelakaan,” kata Kapolres Temanggung AKBP Kukuh Kalis, Minggu (15/1).
Sepanjang 2011, tercatat ada 529
kasus kecelakaan yang terlaporkan di Polres Temanggung dengan kerugian Rp 1,44
miliar. Dari kecelakaan itu, 49 orang meninggal dunia, 72 orang luka berat dan
739 orang luka ringan.
Kasat Lalu Lintas AKP Maryadi
menambahkan, ada banyak kasus yang tidak dilaporkan kepada polisi. Hal ini
terjadi di antaranya karena kecelakaan tunggal, ditangani secara kekeluargaan,
kecelakaan kecil dan jauh dari jangkauan petugas kepolisian. “Untuk kecelakaan
yang menyita perhatian warga tentu masuk laporan dan tertangani,” katanya.
Sumber : Kedaulatan Rakyat
edisi Senin Wage 16 Januari 2012 hal 17.
Pokok-pokok
berita :
1.
Apa : Faktor manusia dan kelayakan kendaraan.
2.
Kapan : Sepanjang
2011.
3.
Di
mana : Di Temanggung.
4.
Mengapa :
Karena kecelakaan tunggal yang
ditangani secara kekeluargaan dan jauh dari jangkauan kepolisian.
5.
Siapa : Kapolres
Temanggung AKBP Kukuh Kalis.
6.
Bagaimana : Tercatat
ada 529 kasus kecelakaan yang terlaporkan di Polres Temanggung dengan kerugian
Rp 1,44 miliar. Dari kecelakaan itu, 49 orang meninggal dunia, 72 orang luka
berat dan 739 orang luka ringan.
Artikel 1
Mengimbangi Kemajuan Teknologi
Era modern membawa banyak sekali perubahan dalam pola penyebaran
informasi dan teknologi komunikasi (ITK). Globalisasi menjadikan arus infromasi
mudah sekali diakses oleh siapapun yang menguasai teknologi. Lompatan kemajuan
teknologi yang begitu cepat ini menyebabkan jarak perubahan menjadi sangat
besar dalam waktu yang singkat, sehingga perbedaan antar generasi pun menjadi
terasa amat jelas. Perbedaan pola pikir, perilaku dan life skill antara
generasi tua dan muda menjadi permasalahan yang perlu dijembatani agar tidak
terjadi degradasi nilai moral dan masa depan.
Sudah menjadi kenyataan, remaja saat ini lebih menguasai teknologi
modern. Usia yang masih belia menjadi kelebihan bagi generasi muda dalam
mempelajari berbagai perkembangan teknologi yang sangat cepat. Berbeda dengan
generasi tua yang secara usia sudah tidak lagi produktif untuk mempelajari
kemajuan teknologi yang terus berkembang setiap saat. Keunggulan skill generasi
muda dalam menguasai kemajuan teknologi ini tak urung menyebabkan perbedaan
pola pikir antar generasi. Jika perbedaan ini tidak disikapi dengan tepat, akan
muncul perbedaan perilaku antara kaum muda dengan kaum tua yang sangat mungkin
bertentangan dalam nilai moral dan budaya. Penggunaan internet oleh remaja
misalnya, dapat berdampak terhadap lunturnya nilai-nilai moral dan budaya lokal
seperti sikap menghormati orang yang lebih tua atau tenggang rasa kepada orang
lain. Di sinilah pentingnya pengenalan dan pendidikan budaya bagi generasi
muda. Hal ini sebagai bekal bagi para remaja agar dapat membedakan mana budaya
yang dapat diserap dan mana yang tidak sehingga seiring dengan pesatnya
kemajuan teknologi, nilai moral dan budaya lokal tetap dipertahankan. Rap dan
mana yang tidak sehingg seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, nilai moral
dan budaya lokal tetap dipertahankan.
Pengenalan dan pendidikan nilai moral-budaya ini harus dimulai dari
dua lembaga yang paling dekat dengan sosok remaja yaitu keluarga dan sekolah.
Orang tua sebagai figur dalam keluarga harus bisa memberikan contoh perilaku
yang positif dan secara verbal memberikan pengetahuan kepada anak tentang
budaya yang ada di masyarakat. Sedangkan, di sekolah remaja perlu dikenalkan
sejarah bangsa Indonesia agar mereka mengenal jati diri sebagai bagsa serta
mengetahui nilai-nilai moral dan budaya yang dijunjung nenek moyang.
Oleh
: Faqih Kamaluddin Yamin, mahasiswa Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Sumber : Kedaulatan Rakyat edisi Jumat Pon 20 Januari 2012 hal 18
Rangkuman
:
Keunggulan skill generasi muda dalam menguasai kemajuan teknologi
ini tak urung menyebabkan perbedaan pola pikir antar generasi. Jika perbedaan
ini tidak disikapi dengan tepat, akan muncul perbedaan perilaku antara kaum
muda dengan kaum tua yang sangat mungkin bertentangan dalam nilai moral dan
budaya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pembentukan sikap bagi generasi
muda. Ketrampilan dalam mengolah atau menggunakan teknologi juga harus
diimbangi dengan perilaku yang aktif dan bermoral.
Orang tua sebagai figur dalam keluarga harusnya bisa menjadi contoh
yang baik bagi anak-anaknya. Orang tua sebaiknya mampu mengendalikan perilaku
bagi anak-anaknya sehingga teknologi tidak menyihir mereka menjadi anak-anak
yang tidak memiliki nilai moral dan budaya.
Artikel 2
Menelaah UN dan Seleksi Masuk PT.
Ujian nasional (UN) digunakan sebagai evaluasi tahap akhir dari
tingkat pembelajaran. Siswa yang meraih nilai lebih dari standar dinyatakan
lulus dari tingkat pembelajaran tersebut. Seleksi masuk PTN digunakan sebagai
prediksi, apakah calon mahasiswa dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi
tertentu.
Bagaimanapun UN dan ujian seleksi
masuk PTN memiliki tujuan yang berbeda. Ujian akhir berfungsi untuk melakukan
evaluasi hal-hal yang telah dipelajari, sedangkan seleksi masuk untuk
memprediksi kemampuan yang akan datang. Menurut hemat penulis, kedua hal itu
sebaiknya dilaksanakan secara terpisah satu sama lain. Khusus untuk seleksi
masuk PTN sebaiknya dibuat standardisasi secara nasional dalam bentuk skor
tersertifikat. Jika perlu, dibentuk sebuah badan khusus mengenai seleksi masuk
PTN. Badan ini mengeluarkan ujian dua kali dalam setahun. Ujian ini
menghasilkan sebuah sertifikat dengan skor yang berlaku selama satu tahun.
Kemudian masing-masing program studi di tiap perguruan tinggi merumuskan skor
sertifikat minimum untuk dapat masuk menjadi mahasiswa. Hal ini untuk
mempermudah calon mahasiswa karena mereka mengikuti ujian tanpa terbebani untuk
memasuki pilihan Prodi tertentu. Program ini dapat meratakan kesempatan kuliah
dan meratakan jumlah calon mahasiswa di semua PTN.
Setidaknya seleksi masuk PTN
berdasarkan satu model ujian yang sama, hanya batas minimum skornya saja yang
berbeda. Ujian yang dilaksanakan setahun dua kali dan memiliki masa waktu
setahun itu, juga memudahkan calon mahasiswa untuk lebih mempersiapkan mental
dan finansial dalam kuliah di tempat yang jauh.
UN, sebaiknya tetap seperti yang
telah ada dengan sejumlah perbaikan. Kualitas SMA dapat dilihat dari seberapa
banyak siswanya lolos ke PTN. Sedangkan, kualitas SMK dilihat dari prosentase
penyerapan lulusannya di dunia kerja. Untuk SD dan SMP yang merupakan pendidkan
wajib, sebaiknya juga memiliki kualitas yang setara. SD dan SMP negeri
sebaiknya hanya memiliki satu standar, yaitu Sekolah Standar Nasional (SSN).
Secara singkat, UN SD untuk menjadi
bahan guru SMP mengenali potensi siwa. Hal ini sebagai pegangan guru mengenai
kondisi para siswanya. UN SMP untuk menentukan sebaiknya siswa melanjutkan ke
SMA atau SMK. Level SMK yang A atau B digunakan untuk melihat apakah siswa
dapat berlanjut ke jenjang D3 atau sebaiknya langsung bekerja. UN SMA untuk
melihat evaluasi hasil belajar dan menentukan apakah sebaiknya masuk pe
perguruan tinggi (S1) atau mengambil kursus keahlian bekerja.
Seleksi masuk perguruan tinggi
bertujuan memprediksi kemampuan akademis calon mahasiswa. Usia berapapun dapat
mengikuti seleksi ini. Hasilnya berupa skor yang berlaku selama satu tahun,
berbentuk sertifikat resmi dari Depdikbud. Sertifikat ini dapat digunakan untuk
masuk menjadi mahasiswa di Prodi manapun asalkan skornya di atas skor minimum
di Prodi tersebut. Skor minimum ini ditentukan sendiri oleh Prodi dan PT
terkait.
Oleh
: Rudi Widiyanto, alumnus Psikologi UGM
Sumber : Kedaulatan Rakyat edisi Rabu Pon 25 Januari 2012 hal 15
Rangkuman
:
Ujian akhir berfungsi untuk melakukan evaluasi hal-hal yang telah
dipelajari, sedangkan seleksi masuk untuk memprediksi kemampuan yang akan
datang. Khusus untuk seleksi masuk PTN sebaiknya dibuat standardisasi secara
nasional dalam bentuk skor tersertifikat. Jika perlu, dibentuk sebuah badan
khusus mengenai seleksi masuk PTN. Badan ini mengeluarkan ujian dua kali dalam
setahun. Ujian ini menghasilkan sebuah sertifikat dengan skor yang berlaku
selama satu tahun. Kemudian masing-masing program studi di tiap perguruan tinggi
merumuskan skor sertifikat minimum untuk dapat masuk menjadi mahasiswa. Hal ini
untuk mempermudah calon mahasiswa karena mereka mengikuti ujian tanpa terbebani
untuk memasuki pilihan Prodi tertentu. Program ini dapat meratakan kesempatan
kuliah dan meratakan jumlah calon mahasiswa di semua PTN.
UN, sebaiknya tetap seperti yang telah ada dengan sejumlah
perbaikan. Kualitas SMA dapat dilihat dari seberapa banyak siswanya lolos ke
PTN. Sedangkan, kualitas SMK dilihat dari prosentase penyerapan lulusannya di
dunia kerja. Untuk SD dan SMP yang merupakan pendidkan wajib, sebaiknya juga
memiliki kualitas yang setara. SD dan SMP negeri sebaiknya hanya memiliki satu
standar, yaitu Sekolah Standar Nasional (SSN).
Khusus untuk seleksi masuk PTN sebaiknya dibuat standardisasi
secara nasional dalam bentuk skor tersertifikat. Jika perlu, dibentuk sebuah
badan khusus mengenai seleksi masuk PTN sehingga ada kualifikasi bagi
calon-calon yang bisa masuk perguruan tinggi tertentu apalagi perguruan tinggi
negeri.
0 comments:
Post a Comment