Iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu.
Perubahan iklim dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan
iklim secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam
bentuk siklus, baik harian, musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan
iklim adalah perubahan unsur unsur iklim yang mempunyai kecenderungan naik atau
turun secara nyata.
1.
Faktor Penyebab Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi
gas di atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber
energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah
gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen
oksida (N2O). Hal ini menyebabkan efek rumah kaca, yaitu energi
dari matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi;
sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada
atomsfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi
yang dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca.
Tanpa
efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang
dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan
suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C. Tetapi
permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah kaca pada atmosfer
bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada
atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali,
konsentrasi asam nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan
kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi.
Hal
inilah yang menyebabkan perubahan iklim secara pesat. Perubahan iklim global
akan memberikan dampak yang sangat parah bagi Indonesia karena posisi geografis
yang terletak di ekuator, antara dua benua dan dua samudera, negara kepulauan
dengan 81.000 km garis pantai dengan dua pertiga lautan, populasi penduduk
nomor empat terbesar di dunia dengan tingkat kesadaran lingkungan yang rendah,
degenerasi kearifan budaya lokal, pendidikan yang tidak memadai, keterampilan
rendah, keterbelakangan iptek, kepedulian sosial minim, dibelit kemiskinan dan
kesulitan ekonomi, kelemahan pemerintahan, korupsi, kurangnya kepemimpinan,
serta kelakuan yang buruk dari pengusaha dan institusi internasional.
2.
Dampak Perubahan Iklim Global
Posisi
geografis Indonesia menyebabkan bahwa pada setiap saat di dalam wilayah negara
ini ada musim-musim yang saling berlawanan dan bersifat ekstrim, di satu
wilayah terjadi kekeringan dan kekurangan air, di wilayah lain terjadi banjir. Musibah
angin kencang dan gelombang pasang bisa terjadi setiap waktu dan sulit
diprediksi
jauh-jauh. Produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, menjadi semakin sulit
dan menimbulkan kerawanan pangan. Hubungan transportasi dan komunikasi antar
pulau akan semakin sulit dan berbahaya. Semuanya akan bermuara pada disintegrasi
negara kesatuan RI. Perubahan iklim yang
diperkirakan akan menyertai pemanasan global adalah sebagai berikut:
a. Mencairnya
bongkahan es di kutub, sehingga permukaan laut naik.
Panjang garis pantai akan berkurang
dengan naiknya permukaan laut, ratusan ribu kilometer persegi daratan di
pesisir pantai akan hilang ditelan laut dan bersamanya akan ikut tenggelam pula
kota -kota dan desa pesisir yang menjadi permukiman dari lebih seratus juta
orang yang sebagian besar miskin serta asset dan infrastruktur bernilai
trilyunan Euro.
Pesatnya peningkatan permukaan laut
ini tidak akan mampu diimbangi dengan kecepatan untuk memindahkan penduduk dan
menggantikan infrastruktur yang hilang. Belum lagi tiadanya modal untuk
melaksanakannya. Bencana besar itu akan datang dalam hitungan beberapa dekade
saja apabila upaya antisipasi tidak dilakukan, baik secara regional maupun
global.
b. Penyakit tropis menyebar
Malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya
tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi
semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit
seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin
mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
c. Air laut
naik sehingga akan menenggelamkan pulau.
Air laut yang naik
akan menenggelamkan pulau-pulau kecil di Indonesia dan menghalangi mengalirnya
air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendah. Kalau di
Indonesia, seperti pantai utara Pulau
Jawa, dataran rendah Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan
lain-lain.
d.
Rusaknya biota laut.
Pemanasan laut
menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam
waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat
pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia.
e. Perubahan
iklim yang ekstrim dapat menimbulkan dampak buruk.
Perubahan ini akan
berpengaruh besar terhadap pola pertanian di Indonesia, sedangkan suhu bumi
yang panas menyebabkan mengeringnya air
permukaan, sehingga air menjadi langka. Tentunya hal ini memukul pola
pertanian yang berbasis air.
f.
Terdesaknya
hutan dan terancamnya kehidupan di hutan dan terancamnya mutu serta jumlah
suplai air.
g. Meningkatnya
risiko kebakaran hutan.
Akibat dari semakin
keringnya berbagai daerah yang mulai kekeringan karena musim kemarau yang
panjang, lahan gambut jadi mudah terbakar dan mengakibatkan semakin
bertambahnya polusi di selimut bumi.
h. El Nino
dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim.
El Nino adalah
peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador
(Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya
suhu air permukaan laut di daerah
tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat
El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal
(akhir Desember).
Di Indonesia, angin
monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian besar
juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru, Ekuador.
Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air, sehingga
terjadilah musim kemarau yang panjang.
Sejak tahun 1980
telah terjadi lima kali El Nino di Indonesia, yaitu pada tahun 1982, 1991,
1994, dan tahun 1997/1998. El Nino tahun 1997/1998 menyebabkan kemarau panjang,
kekeringan luar biasa, terjadi kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulau,
dan produksi bahan pangan turun drastis, yang kemudian disusul krisis ekonomi.
El Nino juga menyebabkan kekeringan luar biasa di berbagai benua, terutama di
Afrika sehingga terjadi kelaparan di Etiopia dan negara-negara Afrika Timur
lainnya.
Sebaliknya, bagi
negara-negara di Amerika Selatan munculnya El Nino menyebabkan banjir besar dan
turunnya produksi ikan karena melemahnya upwelling. La Nina merupakan
kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi
perempuan.
Peristiwa itu dimulai
ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru, Ekuador
kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti
semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi
normal kembali.
Dengan kata lain, La
Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El
Nino. Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai
ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah
bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra
Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air,
sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada
jika terjadi La Nina, karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di
Indonesia, telah terjadi delapan kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970,
1973, 1975, 1988, 1995, dan 1999.
3.
Realita yang Terjadi di Indonesia Sejak Terjadinya Perubahan Iklim
Global
·
Bencana-bencana alam
yang lebih sering dan dahsyat seperti gempa bumi, banjir, angin topan, siklon,
puting beliung dan kekeringan akibat kemarau panjang yang terjadi belakangan
ini. Bencana badai besar terjadi empat kali lebih besar sejak tahun 1960.
·
Meningkatnya curah hujan dan kondisi
banjirSemuanya itu akan mempengaruhi kesehatan manusia baik dari sisi semakin
meningkatnya pertumbuhan hewan pembawa penyakit seperti nyamuk, juga ancaman
terhadap ketersediaan air bersih, krisis pangan, dan kebersihan lingkungan.
Akhirnya dampak keseluruhan adalah mengancam jiwa manusia
·
Suhu global meningkat
sekitar 5 derajat C (10 derajat F) sampai abad berikut, tetapi di sejumlah
tempat dapat lebih tinggi dari itu. akibat dari pada permukaan es di kutub
utara makin tipis dan hutan yang mulai gundul. Penggundulan hutan, yang
melepaskan karbon dari pohon-pohon, juga menghilangkan kemampuan untuk menyerap
karbon. 20% emisi karbon disebabkan oleh tindakan manusia dan memacu perubahan
ilim.
·
Sejak Perang Dunia II
jumlah kendaraan motor di dunia bertambah dari 40 juta menjadi 680 juta;
kendaraan motor termasuk merupakan produk manusia yang menyebabkan adanya emisi
carbon dioksida pada atmosfer. Begitu pula Indonesia, semakin menambah polusi
karena jumlah penduduk yang sangat banyak, namun hutannya dengan cepatnya mulai
gundul. Padahal Indonesia merupakan wilayah hutan tropis terbesar ke dua di
dunia. Yang berarti juga dapat mengancam keberadaan paru-paru dunia. Selama 50
tahun kita telah menggunakan sekurang-kurangnya setengah dari sumber energi
yang
tidak dapat dipulihkan dan telah merusak 50% dari hutan dunia.
4.
Solusi Untuk Memperlambat Pemanasan Global yang Terus Terjadi
Melihat begitu luasnya berbagai dampak dari perubahan iklim yang akan
terjadi di Indonesia, seluruh kalangan di negeri ini harus segera memulai upaya
untuk mengatasinya.
Pemerintah, media, serta lembaga swadaya masyarakat harus segera mulai
mensosialisasikan pada masyarakat luas berbagai hal yang terkait dengan isu
perubahan iklim, baik mengenai dampaknya maupun upaya-upaya apa yang dapat
dilakukan untuk menahan laju perubahan iklim di negeri ini.
Selama ini, dikenal ada dua upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
perubahan iklim, yaitu mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Mitigasi atas perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, ini dapat dilakukan dengan mengurangi
penggunaan bahan bakar fossil di berbagai sektor, dan perlahan beralih dari
penggunaan energi tak terbarukan ke energi yang terbarukan dan bersih seperti
energi panas bumi, surya, dan bahan bakar nabati.
Sedangkan adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan upaya penyesuaian
yang dilakukan manusia untuk menanggapi perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi akibat perubahan iklim.
Untuk Indonesia, upaya adaptasi atas perubahan iklim lebih mendesak dilakukan
karena berbagai dampak perubahan iklim sudah mulai dirasakan di berbagai
wilayah Indonesia, dan untuk mengatasinya tidak cukup hanya dengan upaya
mitigasi belaka.
Sayangnya, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai data-data
yang komprehensif mengenai perubahan iklim, sehingga masih sangat sulit untuk
menyusun peta kerentanan dampak-dampak dari perubahan iklim.
Pemerintah seharusnya mulai serius untuk mengumpulkan data yang
komprehensif tentang perubahan iklim, tentunya hal ini dapat berjalan secara efektif
jika melibatkan seluruh lembaga-lembaga yang bidang kerjanya terkait dengan
perubahan iklim. Tanpa tersedianya data-data perubahan iklim sebelumnya,
maka mustahil untuk menyusun strategi nasional yang efektif dalam
mengatasi dampak dari perubahan iklim.
Secara
pribadi dan komunitas kita dapat mempraktekkan tiga hal berikut yang setidaknya
bisa memperlambat laju pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim:
a)
Daur
Ulang/menggunakan kembali :
·
Memperhatikan kebiasaan
konsumen, dan membeli atau menggunakan barang- barang yang tidak dipaket.
·
Mencari merk yang
memperhatikan lingkungan dan sabun-sabun dan agenagen pembersih.
·
Mendaur ulang segala
yang dapat didaur ulang: plastik, kupasan buah segar dan sayur\ mayur, kertas
dan kardus, gelas dan kaleng.
·
Mulailah dengan membuat
kompos. Tambahkan cacing dan juga daun-daun, ranting-ranting dan kotoran dari
kebun dan kompos itu akan menjadi pupuk alam untuk tanah.
·
Mendorong industri
kerajinan untuk menjalankan tanggungjawab bagi daur ulang bahan-bahan sisa dan
alat-alat elektro seperti tv dan komputer.
b)
Mengurangi
·
Hemat dalam menggunakan
air
·
Mengurangi pembakaran
barang-barang yang tidak dapat didaur ulang
·
Mengurangi emisi CFC
dan emisi pengganti CFC dengan tidak menggunakan aerosol dan menggunakan energi
efisien.
·
Mengurangi penggunakan
listrik dengan menggunakan lampu hemat energi.
c)
Mengingatkan
·
Pemerintah setempat
akan komitmen mereka untuk mendaur ulang dan mengurangi pemborosan serta
mempertahankan hukum daur ulang dan pemborosan agar tetap relevan.
·
Mendorong pengusaha
setempat agar mengurangi produk-produk paket.
·
Mengingatkan otoritas
setempat untuk memelihara listrik dan menggunakannya dalam system yang efisien.
·
Mengingatkan pemerintah
akan komitmen mereka pada deklarasi dan protokol-protokol demi lingkungan hidup
·
Mengingatkan siapa saja
agar hidup sederhana di bumi ini dan mengingatkan agar selalu menggunakan dan
mendaur ulang barang yang digunakan.
Daftar
Pustaka :
TUGAS
GEOGRAFI
PERUBAHAN
IKLIM GLOBAL DI INDONESIA
Disusun Oleh :
DEVI KURNIAWATI / 08/ X-2
SMAN
1 BANTUL
TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
0 comments:
Post a Comment